Kontroversi Pernyataan Kader PSI: Jokowi Layak Jadi Nabi
Pernyataan yang Memicu Polemik
Pada 9 Juni 2025, Dedy Nur Palakka, kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Ketua Biro Ideologi serta Kaderisasi DPW PSI Bali, membuat cuitan di platform X (Twitter) yang menyebutkan bahwa Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, memenuhi syarat untuk menjadi nabi. Cuitan tersebut muncul sebagai respons terhadap sindiran netizen yang mengkritik kedekatan Dedy dengan Jokowi. Dedy menilai Jokowi memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang layak disandingkan dengan para nabi, seperti membela rakyat, mengedepankan kesederhanaan, dan membawa pesan moral. Pernyataan ini langsung menuai kecaman dari berbagai kalangan, termasuk netizen dan tokoh publik. (rmol.id, murianetwork.com)
Klarifikasi dan Permintaan Maaf
Menanggapi kontroversi yang muncul, Dedy Nur Palakka memberikan klarifikasi melalui akun X-nya. Ia menjelaskan bahwa istilah "nabi" yang digunakannya bersifat simbolik dan bukan merujuk pada definisi literal sebagaimana dalam ajaran agama. Dedy mengacu pada penggunaan metafora dalam tradisi filsafat dan sastra, di mana tokoh-tokoh seperti Socrates, Buddha, dan Marx disebut sebagai "nabi" dalam konteks pemikiran dan perjuangan mereka. Ia menegaskan bahwa pernyataannya adalah pandangan pribadi dan tidak mewakili sikap resmi PSI. Meskipun demikian, Dedy mengakui bahwa pernyataannya menimbulkan polemik dan meminta maaf kepada publik atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. (murianetwork.com, poskota.co.id, murianetwork.com)
Respons dari Pihak Terkait
Dedy juga menyampaikan bahwa Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI Bali telah memberikan teguran secara internal sebagai bentuk tanggung jawab atas kepekaan publik dan keberagaman pandangan di masyarakat. Ia menekankan bahwa ucapannya bersifat pribadi dan tidak mencerminkan sikap resmi partai. Dedy memutuskan untuk menarik kembali pernyataannya guna menghindari perdebatan yang semakin melebar. (purwokerto.inews.id)